Daun-daun beguguran dari rantingnya. Angin pun berhembus
membawa dedaunan bersamanya. Perlahan mentari mulai menyembunyikan dirinya, karena
harus mengakui bahwa ia tersipu oleh kecantikan sang dewi malam.
Malam ini Kota London penuh dengan hiruk pikuk manusia.
Namun, di bawah langit yang sama terlihat seorang wanita cantik sedang melamun
sembari menatap keluar dari jendela kamarnya. Ia bahkan tak tertarik untuk
pergi ke luar seperti yang lainnya. Entah apa yang ia lamunkan. Akan tetapi
raut wajahnya menunjukkan kepedihan, kepedihan yang mendalam.
“ddrrrrttt!! ddrrrrttt!!” ponsel wanita itu berdering.
Ada panggilan masuk untuknya. Tertulis di layar ponsel identitas orang yang
menghubunginya, “mama”. Wanita itu melihatnya, namun berusaha untuk tak menghiraukannya.
Untuk kesekian kalinya ponsel wanita itu berdering. Dari
raut wajahnya saja dapat terlihat bahwa ia mulai bosan. Dengan malas ia mulai
mengangkat panggilan masuk yang daritadi mengganggunya itu.
“Elsa, what are you doing? Kenapa kamu baru mengangkat
telfonnya sekarang?! Mama sudah menghubungimu daritadi,” ucap suara seseorang
dari sebrang telfon.
“Ada apa ma?” tanyanya enteng saja.
“Ada apa? Kamu masih bertanya ada apa?! Mama sudah
menunggumu daritadi di Ledbury Restaurant1. Mama tidak mau
tau lagi, kamu harus datang ke acara makan malam ini!” suara mama terdengar
marah.
“Okay,” jawabnya malas.
Wanita itu, Elsa, adalah anak dari seorang pengusaha fashion
terkenal di Kota London. Papanya belum lama meninggal dunia. Kini, mamanya
sudah bermaksud mencari pengganti sang papa dalam kehidupannya. Tentu hal ini
sangat berat baginya. Karena ia bahkan belum menerima kepergian papanya.
Hari ini, mamanya berniat mempertemukan Elsa dengan calon
pengganti papanya. Lebih tepatnya, ingin memulai mimpi buruk Elsa, karena Elsa
bahkan tidak menginginkan seorang papa baru. Terlebih, disaat seharusnya mereka
masih berduka atas kepergiannya.
0 komentar