You Are My Destiny ~2


Elsa mulai melangkahkan kakinya keluar rumah. Namun tujuannya bukan untuk menemui mamanya, melainkan ingin melarikan diri mencari udara segar meskipun sebenarnya malam itu udara di London terasa sangat dingin. Belum lama ia berjalan, salah seorang suruhan mamanya datang mendekat.
“Anda akan pergi kemana nona? Nyonya menyuruh saya untuk membawa nona ke tempat pertemuan. Silahkan masuk ke dalam mobil sekarang,” ucap orang itu.
“Ssstt!! Don’t force me2 !! Aku tidak akan pernah datang ke acara seperti itu!” Sahut Elsa dengan setengah berteriak.
“Tapi anda harus datang! Nyonya sudah menyuruh saya membawa anda ke sana!” perintah orang itu sembari menarik paksa Elsa masuk ke dalam mobil.
“Tidak!! Lepaskan aku!!” kali ini Elsa benar-benar marah. Ia mulai memberontak. Akhirnya ia berhasil melepaskan diri dari orang suruhan mamanya itu.
Elsa terus berlari tanpa tau tujuan. Ia mulai kelelahan dan berhenti untuk mengambil nafas sejenak, hingga ia menyadari ada sebuah mobil dari arah yang berlawanan.
“AAAA!!!” teriak Elsa. Untungnya mobil itu berhenti sebelum sempat menabrak Elsa. Jarak Elsa berdiri dengan mobil itu hanya tinggal beberapa centimeter. Nyaris saja ia menyelakakan dirinya sendiri.
Seorang pria keluar dari dalam mobil. Wajahnya terlihat tampan. Pria itu berbadan tinggi dan tegap. Ditambah dengan balutan mantel berwarna coklat dengan gaya classic yang membuat pria itu terlihat sangat gagah.
“Apa kamu baik-baik saja? Aku kurang berhati-hati. Maaf karena hampir mencelakakanmu tadi,” ucap pria tersebut dengan raut wajah menyesal.
“Oh, tidak papa. Aku yang salah karena berhenti di tengah jalan,” sahut Elsa kepada pria itu.
“Tidak, aku tetap bersalah. Aku akan mengantarkanmu pulang ke rumah. Dimana alamat rumahmu?”
“Apa?? Oh, di beak street3. Aku akan menunjukkan jalannya padamu,” jawab Elsa.
Saat itu Elsa sedang tidak dapat berpikir jernih. Ia masih merasa terkejut karena kejadian tadi. Bahkan ia lupa akan alasannya pergi dari rumah. Dan sekarang dengan santainya ia memperbolehkan seorang pria mengantarnya kembali ke penjara yang ia sebut sebagai rumah.
~
“Itu rumahku! Aku akan turun disini. Terimakasih untuk tumpangannya,” ucap Elsa. Untuk pertama kalinya ia menatap mata pria itu sejak pertemuan tadi. Elsa terdiam, tak dapat berkata-kata.
“Oh, tunggu dulu! Ini kartu namaku. Aku harus memastikan kamu baik-baik saja. Jika ada apa-apa tolong hubungi aku. Ini adalah permintaan maafku,”ucap pria itu kepada Elsa.
“Hmm, baiklah terimakasih banyak,” sahut Elsa sembari menerima kartu nama yang diberikan oleh pria itu. Baru saja ia akan keluar dari mobil, pria itu mencegahnya lagi.
“Maaf! Boleh aku tau namamu?” tanya pria itu sedikit gugup.
“Oh, namaku Elsa. Setidaknya kamu bisa memanggilku begitu,” jawab Elsa dengan tersenyum.

“El-sa, hmm.. baiklah sampai ketemu lagi,” ucap pria itu membalas senyum Elsa.

0 komentar